Palangka Raya – Di antara kemeriahan tradisi peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia, terdapat satu kesepakatan yang harus menjadi renungan bersama rakyat di negeri ini, yakni merdeka dalam keberagaman agama, suku, adat istiadat, dan bahasa namun tetap satu yaitu Indonesia.
Menurut tokoh masyarakat dari perwakilan Paguyuban Brawijaya, Jawa Timur di Palangka Raya, Soetoyo Darno, Indonesia harus tetap tegak berdiri sebagai negara yang memiliki banyak keberagaman.
“Kuncinya ada pada generasi penerus bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan. Generasi penerus harus meresapi dengan segenap jiwa dan raga, mengingat kemerdekaan Indonesia tidak diperoleh dengan mudah, namun diperlukan kerja keras dan perjuangan,” ujarnya, Jumat (18/8/23)
Lebih lanjut Soetoyo yang juga merupakan Wakil Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Palangka Raya ini mengungkapkan, perjuangan yang bisa dilakukan oleh segenap rakyat Indonesia saat ini yakni menyesuaikan dengan konteks era dan zamannya.
Terlebih tantangan dalam merawat kemerdekaan saat ini sangat berat. Mengingat era selalu berubah dengan cepat. Karena itu diperlukan adanya perekat nasionalisme bangsa indonesia agar tidak terpecah belah, terkotak-kotak, dan tidak tergerus oleh arus globalisasi yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia untuk mewujudkan NKRI harga mati.
“Di era saat ini merdeka dalam keberagaman harus dipertahankan. Langkah yang wajib dilakukan adalah dengan saling menghormati dan menghargai, semua elemen bangsa harus memberikan kesempatan dan keadilan yang merata bagi sesama,” ucapnya.
Perlu diketahui tambah Soetoyo, dalam amanah Permendagri nomor 34 tahun 2006 disebutkan, untuk merawat kemerdekaan maka diperlukan peran aktif dalam memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. Terlebih terhadap kemungkinan adanya ancaman.
“Tak kalah penting dalam merawat kemerdekaan dalam keberagaman adalah, dengan memupuk keharmonisan, toleransi serta saling pengertian di antara anggota masyarakat, ras, suku dan etnis,” pungkasnya. (wartakalteng)