Palangka Raya – Masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki pengetahuan akan literasi digital dan literasi keuangan yang baik, menjadi salah satu faktor mudahnya masyarakat tertipu dari berbagai modus penipuan digital.
“Dalam arti kata, masih banyak masyarakat yang belum memahami dan belum mampu mengolah informasi yang beredar dan diterimanya di dunia digital dengan baik,” ungkap Anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Norhaini, Jumat (3/11/23) di Palangka Raya.
Padahal lanjut srikandi DPRD Palangka Raya ini, dengan memiliki pemahaman dan pengetahuan akan literasi digital dan literasi keuangan, menjadi kunci guna menghindari terjadinya penipuan digital.
“Harus disadari saat ini telah bermunculan beragam modus penipuan digital. Bahkan dalam aksi penipuannya semakin canggih. Jadi intinya, janganlah mudah percaya, atau tergoda serta terjebak. Cari tahu informasi dan kebenarannya terlebih dahulu,” tukas Norhaini.
Memang sejauh ini lanjut dia, upaya penguatan mitigasi literasi digital dan literasi keuangan sudah sering dilakukan pemerintah dan pihak terkait lainnya. Seperti dari pihak perbankan ataupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang selalu mengingatkan masyarakat untuk waspada atau tidak terjebak adanya modus penipuan digital.
Namun lagi-lagi, masih banyak masyarakat belum mengetahui dan memahami mana sumber pembiayan yang memiliki izin dari pemerintah. Makanya, tidak sedikit pula masyarakat yang terjebak dengan pinjaman online tersebut.
Terlepas dari itu imbuh Norhaini, pemerintah dan pihak terkait lainnya, diharap terus melakukan upaya penguatan serta mengkomunikasikan mitigasi literasi digital dan literasi keuangan kepada semua lapisan masyarakat.
“Iya, tidak ada salahnya dalam mengkomunikasikan kerangka mitigasi literasi digital dan literasi keuangan kepada masyarakat, hendaknya diperhatikan penggunaan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami masyarakat. Seperti menggunakan bahasa daerah setempat,” pungkasnya. (wartakalteng)