Kematian Bayi Pasca Operasi Mengundang Desakan Investigasi
Palangka Raya – Sebuah tragedi yang mengguncang kesehatan di Kalimantan Tengah mencuat setelah anggota DPRD, Yohannes Freddy Ering, mendesak kepolisian untuk menyelidiki kematian seorang bayi pasca-operasi di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Freddy menyoroti potensi malpraktek dalam penanganan medis yang dapat merugikan pasien.
Dalam pernyataannya, Freddy mengungkapkan keprihatinannya terhadap insiden tersebut dan meminta penegakan hukum segera dilakukan apabila terbukti adanya dugaan malpraktek.
“Indikasi malpraktek sangat kuat mendukung pihak kepolisian menyelidiki dan menyidik,” ungkapnya melalui grup WhatsApp pers DPRD Provinsi Kalteng pada Jumat, 2/2/24.
Ia tidak hanya menyoroti kematian bayi, tetapi juga mencatat beberapa kejadian lain di rumah sakit yang menunjukkan indikasi malpraktek, terutama terkait pemasangan ring jantung. Ia menegaskan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) belum sepenuhnya dijalankan oleh pihak rumah sakit, meningkatkan risiko terjadinya kesalahan medis yang fatal.
“Ada beberapa juga kejadian penanganan RSDS yang sangat kuat indikasi malpraktek. Pemasangan ring itu yang paling sering memakan korban, karena prosedur atau SOP yang tidak dijalankan oleh pihak RS,” Ungkapnya
Freddy menyayangkan kematian bayi pasca operasi dan mendesak penanganan serius terhadap kasus ini. Ia menekankan perlunya pihak rumah sakit, baik yang dimiliki pemerintah maupun swasta, untuk mematuhi SOP dengan sungguh-sungguh. Kontrol terhadap dokter yang menangani pasien juga dianggapnya sebagai langkah penting dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan.
Sebagai wakil rakyat, Freddy berharap agar tindakan preventif diambil untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang. Tragedi ini tidak hanya menyorot kerentanan sistem kesehatan, tetapi juga menuntut tanggung jawab kolektif dalam menjaga integritas pelayanan medis di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.(wartakalteng)