PSSI Tanggapi Kasus Tunggakan Gaji yang Dialami Pemain Kalteng Putra, Minta PT LIB Tahan Dana Subsidinya
Jakarta – Kontestan Liga 2, Kalteng Putra diterpa kabar miring belakangan ini. Klub yang bermarkas di Palangkaraya, Kalimantan Tengah itu diterpa kasus penunggakan gaji pemain.
Penunggakan gaji itu membuat para pemain Kalteng Putra sepakat mogok bertanding dalam lanjutan Liga 2 2023/2024 pada 27 Januari. Shahar Ginanjar dan kawan-kawan ogah bertanding melawan PSCS Cilacap sampai hak mereka yang tertunggak dibayar.
Keputusan mogok itu diambil 28 pemain Kalteng Putra pada 25 Januari lalu. Kesepakatan para pemain ini lantas ditulis dalam selembar kertas yang kemudian diunggah 23 pemain di media sosial.
Unggahan ini tidak bisa diterima pihak Kalteng Putra. Mereka menilai ini pencemaran nama baik. Karenanya pihak klub melaporkan para pemain ke Polda Kalimantan Tengah.
PSSI pun mengambil sikap terkait kasus Kalteng Putra. Mereka meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi untuk menahan subsidi kepada Kalteng Putra.
Hal ini dituturkan oleh anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga. Adapun subsidi PT LIB kepada klub Liga 2 adalah sebesar Rp 1,25 miliar dengan termin tujuh kali pembayaran.
“Langkah pertama yang paling dekat adalah kita minta supaya PT LIB itu menahan subsidi yang diberi kepada klub. LIB tuh punya subsidi terhadap klub ya. Jadi itu saran pertama kita supaya LIB menahan dulu dana subsidinya,” kata Arya Sinulingga.
Lebih lanjut, Arya Sinulingga menyatakan PSSI siap menjadi mediator antara manajemen Kalteng Putra dengan para pemain mereka itu. Harapannya, kasus itu bisa segera diselesaikan.
“Yang kedua, kami akan melakukan mediasi antara Kalteng Putra dan pemain, supaya bisa diselesaikan masalahnya,” tandas Arya.
Sebelumnya, Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Andritany Ardhiyasa, sudah mendesak PSSI untuk membantu menyelesaikan kasus ini. Ia ingin PSSI berpihak kepada para pemain yang telah dirugikan klub.
”APPI berharap kepada PSSI untuk bisa bertindak tepat dalam menyelesaikan masalah ini sehingga pemain tidak bernasib tragis, menjadi deretan korban malapetaka sepak bola Indonesia,” tutupnya.