Palangka Raya – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Tengah (Kalteng), Riza Syahputra, mengungkapkan adanya peningkatan kasus HIV/AIDS di Kalteng sepanjang tahun 2024.
Sepanjang tahun 2024, kasus HIV/AIDS di Bumi Tambun Bungai mencapai sekitar 50 kasus. Sementara pada tahun 2023, tercatat ada 500 kasus baru. “Memang ada peningkatan pada tahun 2024 sekitar 50 kasus, masih di bawah 100, sedangkan pada 2023 terdapat 500 kasus baru,” ujarnya.
Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Barito Utara (Barut), dan Murung Raya (Mura) menjadi lokus utama penyebaran HIV/AIDS di Kalteng. Beberapa faktor pemicu utama penyakit ini antara lain hubungan sesama jenis, seks bebas, dan penggunaan jarum suntik.
“Adanya LSL (Laki-laki Suka Laki-laki), perempuan suka perempuan, gaya hidup bertukar pasangan, dan seks bebas adalah faktor-faktor yang sering terjadi. Kesadaran untuk menggunakan alat kontrasepsi juga masih kurang,” jelas Riza.
Dari berbagai kasus yang tercatat, hubungan sesama jenis lebih mendominasi penyebab peningkatan ini. Pihak Dinkes telah melakukan pendekatan terhadap komunitas sebagai bentuk pendampingan untuk mendekatkan diri dengan penderita HIV/AIDS.
“Kami telah melakukan pendampingan dengan komunitas, petugas kami turun ke lapangan untuk mendekatkan diri dengan penderita HIV/AIDS yang ada di Kalteng,” tambahnya.
Riza juga menjelaskan bahwa evaluasi kasus dilakukan dengan merujuk pada kementerian serta pemantauan di lapangan. HIV/AIDS memiliki beberapa ciri khusus seperti melemahnya daya tahan tubuh, diare mendadak, dan munculnya tuberculosis (TBC).
“Gejala awalnya seperti lemah, pusing, dan nafsu makan menurun. Karena daya tahan tubuh sudah tidak bagus lagi, muncul penyakit-penyakit lain yang melemahkan tubuh,” jelasnya.