Kalteng Terus Tingkatkan Infrastruktur Kelistrikan, Targetkan Rasio Desa Berlistrik 100% di 2025

Palangka Raya – Selama tiga tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan penerangan di wilayah tersebut. Sebanyak 2.278 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah disebar ke berbagai desa, mencerminkan komitmen serius pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kalimantan Tengah kini terhubung dalam sistem interkoneksi Kalsel-Kalteng-Kaltim dengan daya mampu pasok sebesar 1.858,69 MW dan beban puncak sebesar 1.509,46 MW. Dengan surplus daya sebesar 349,22 MW, kondisi kelistrikan di wilayah ini berada dalam kondisi stabil.

Jumlah pelanggan listrik di Kalimantan Tengah per November 2023 mencapai 814.348 kepala keluarga (KK), dengan 35,07% menerima subsidi. Pemakaian listrik mencapai 1.669,7 GWh dengan daya tersambung sebesar 1.207,2 MVA. Selain itu, terdapat 12 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di wilayah kerja UID Kalselteng, dengan lima di antaranya berada di Kalimantan Tengah, memudahkan pengguna kendaraan listrik.

PLN telah melistriki 1.192 dari 1.571 desa di Kalimantan Tengah, mencapai rasio desa berlistrik sebesar 74,35%. Desa yang belum terlayani oleh PLN, sejumlah 370 desa, saat ini dilayani oleh berbagai solusi alternatif seperti PLTS Komunal, SHS, LTSHE, PLTD Pemda, PLTMH, maupun swadaya masyarakat.

Pandemi Covid-19 mengakibatkan pemangkasan anggaran pada tahun 2021, namun Dinas ESDM Kalimantan Tengah berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan di sektor energi. Tahun 2024, direncanakan pemasangan 20.986 unit PLTS tersebar untuk keluarga tidak mampu di 158 desa. Selain itu, 385 unit PJU-TS akan dipasang di 12 kabupaten, dan 5.500 rumah tangga tidak mampu akan menerima instalasi listrik BPBL.

Kepala Dinas ESDM, Ir. Vent Christway, menyatakan bahwa berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur kelistrikan. Dengan perencanaan yang sistematis dan terarah, program ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan (EBT) menjadi prioritas utama.

Targetnya adalah mencapai rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik 100% pada tahun 2025, lebih cepat satu tahun dari target RPJMD 2026. Dukungan dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan Kalimantan Tengah yang semakin sejahtera.

“Kami berharap dengan upaya ini, Kalimantan Tengah dapat semakin berkah dan seluruh masyarakat dapat menikmati listrik yang layak,” Pungkasnya Vent. (wartakalteng)