Pak Parin, Veteran 106 Tahun yang Tetap Semangat Memilih di Pemilu 2024
Palangka Raya – Pak Parin, seorang veteran perang kemerdekaan yang kini berusia 106 tahun, masih menunjukkan semangat juangnya. Lahir pada 20 Juni 1918, ia tercatat di KTP sebagai warga Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya.
Pak Parin mengingat dengan jelas masa-masa perjuangan melawan penjajah di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. “Dulu pakai senapan dum-duman,” kenangnya dengan penuh semangat. Ia bahkan pernah memiliki surat dari Legiun Veteran yang sayangnya hilang.
Lahir di Tulung Agung, Pak Parin pindah ke Banjarmasin bersama orang tuanya yang bekerja di perkebunan karet di Danau Salak. Di awal masa kemerdekaan, ia menikah dengan Musrikah, yang juga berasal dari Tulung Agung, dan mereka dikaruniai tujuh anak, 25 cucu, dan 24 cicit.
Setelah pensiun dari perusahaan karet pada tahun 1982, Pak Parin dan istrinya pindah ke Palangka Raya untuk tinggal bersama anak mereka yang bekerja sebagai pekerja bangunan. Setelah tiga tahun, mereka menetap di Tangkiling dan kini menjadi warga Tumbang Tahai.
Meski usianya sudah sangat lanjut, Pak Parin masih terlihat sehat dan kuat. Ia bahkan masih bisa mengendarai motor Honda Grand Impressa. Namun, beberapa bulan lalu, karena insiden lupa alamat saat berkendara, anak-anaknya terpaksa mengempesi ban motornya agar tidak digunakan lagi. Kini, mereka tinggal berdua karena anak-anak mereka sudah berkeluarga.
Saat petugas Pantarlih (Petugas Pemutakhiran Data Pemilih) dari KPU mengunjungi Pak Parin dan istrinya untuk melakukan konfirmasi data, ditemukan bahwa KK mereka dicetak pada tahun 2016 dan KTP mereka dari tahun 2013, belum berstatus KTP elektronik. Hal ini menjelaskan mengapa nama mereka tidak ada dalam DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu) dari Kemendagri.
Wawan Wiraatmaja, anggota KPU Provinsi Kalimantan Tengah yang hadir saat pencoklitan, meminta agar petugas membantu perekaman KTP-el untuk Pak Parin dan istrinya. Ini bisa dilakukan dengan mendatangkan petugas ke rumah mereka atau mengantar mereka ke kecamatan atau kelurahan.
Pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu, Pak Parin dan istrinya tetap berpartisipasi dalam pemilihan, berkat bantuan dari Pantarlih KPU yang telah mendaftarkan mereka. Mereka memilih di TPS dekat rumah mereka di Jl. Sidomulyo, RT 003, RW 002. Pak Parin menyatakan bahwa sejak era Orde Baru, ia selalu memilih Partai Golkar dan selalu mengingat Presiden Soeharto.(wk)