Dari Limbah Jadi Solusi, Mahasiswa UPR Ciptakan Spons Anti Tumpahan Minyak

Palangka Raya – Tim mahasiswa dari Universitas Palangka Raya telah berhasil menciptakan terobosan inovatif dalam menangani tumpahan minyak di perairan dengan mengembangkan spons superhidrofobik berbahan dasar tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Proyek ini telah lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE), berkat kreativitas dan kerja keras lima mahasiswa kimia yang terdiri dari Yuni Nainggolan sebagai ketua tim, bersama anggota Jesika Nababan, Wenika Simbolon, Anastasya Isaura, dan Hana Togatorop. Di bawah bimbingan dosen Ibu Meiyanti Ratna Kumalasari, mereka berhasil mengubah limbah industri kelapa sawit menjadi solusi efektif dan ramah lingkungan untuk mengatasi pencemaran minyak di perairan.

Latar belakang penelitian ini berawal dari meningkatnya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi yang meningkatkan risiko kebocoran dan tumpahan minyak di lautan. Tumpahan minyak merupakan ancaman serius bagi lingkungan perairan, mengakibatkan kerusakan ekosistem, pencemaran sumber air, dan ancaman bagi biota laut. Spons superhidrofobik yang dikembangkan oleh tim ini terbuat dari lignin yang diekstrak dari TKKS, kemudian dimodifikasi melalui metode impregnasi. Lignin, biomolekul yang kaya akan gugus fungsi aromatik, hidroksil, metoksi, dan sulfonat, memiliki potensi besar sebagai material superhidrofobik. Proses pembuatan spons ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pembuatan lignin termodifikasi, fabrikasi spons superhidrofobik, hingga pengujian kemampuan adsorpsi dan daur ulang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa spons superhidrofobik dari limbah TKKS memiliki kemampuan adsorpsi yang tinggi dan efisiensi pemisahan minyak yang sangat baik. Dalam pengujian, spons ini mampu menyerap berbagai jenis minyak dan pelarut organik dengan kapasitas adsorpsi yang signifikan serta dapat didaur ulang dengan tetap mempertahankan performa optimal. Hal ini menjadikan spons superhidrofobik sebagai solusi efektif dan berkelanjutan dalam menangani tumpahan minyak di perairan.

Yuni Nainggolan, ketua tim, menyatakan, “Kami sangat bangga dengan pencapaian ini. Dengan memanfaatkan limbah TKKS, kami tidak hanya membantu mengatasi masalah pencemaran minyak, tetapi juga mengurangi limbah padat dari industri kelapa sawit.” Ucapnya.

Selain manfaat lingkungan, inovasi ini juga menunjukkan potensi besar dalam pengelolaan limbah industri dengan cara yang kreatif dan bermanfaat. Harapannya, spons superhidrofobik ini dapat diproduksi secara massal dan digunakan secara luas untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan perairan.

Ibu Meiyanti Ratna Kumalasari, pembimbing tim, menambahkan, “Keberhasilan ini adalah bukti bahwa dengan bimbingan yang tepat dan semangat yang tinggi, mahasiswa kita bisa menciptakan inovasi yang berdampak besar bagi masyarakat.”jelasnya.

Prestasi ini tidak hanya mengangkat nama Universitas Palangka Raya, tetapi juga menginspirasi pengembangan teknologi ramah lingkungan lainnya yang memanfaatkan limbah industri. Semoga inovasi ini menjadi langkah awal menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan, mahasiswa Universitas Palangka Raya telah menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi agen perubahan yang nyata. Prestasi ini diharapkan dapat terus mendorong penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan di masa mendatang.(wk)