Pemkab Murung Raya Gelar Seminar Cegah Stunting untuk Capai Target Penurunan 17,26%

PURUK CAHU, WARTAKALTENG.COM – Pemerintah Kabupaten Murung Raya menggelar Seminar Cegah Stunting Tahun 2024 pada Senin (30/9), di Gedung B Kantor Bupati setempat, sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3ADaldukKB) Mura, Daniel Pantandianan, dalam pembukaan seminar tersebut menyampaikan bahwa Kabupaten Murung Raya memiliki target percepatan penurunan stunting sebesar 17,26% pada tahun 2024.

Namun, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan prevalensi stunting masih berada pada angka 21%. Daniel menekankan bahwa pencapaian target ini memerlukan kerjasama semua pihak, termasuk peran ibu-ibu Dharma Wanita dan Tim Penggerak PKK desa/kelurahan yang sangat strategis sebagai ujung tombak dalam menyampaikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Terutama kepada calon pengantin, ibu hamil, serta orang tua yang memiliki Baduta dan Balita. Tujuan akhir dari program ini adalah perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat untuk lebih sadar tentang kesehatan dan gizi,” terangnya.

Daniel juga mengimbau agar setiap desa membentuk dan mengaktifkan kelompok Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting), yang berfungsi untuk menyediakan makanan sehat bagi Balita yang mengalami masalah gizi, serta memberikan edukasi kepada orang tuanya. Keberadaan kelompok Dashat diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mempercepat penurunan angka stunting.

Selain itu, Daniel menjelaskan bahwa audit kasus stunting yang dilakukan sejak 2022 menemukan bahwa sebagian besar anak yang terdata stunting mengalami kekurangan nutrisi akut. Ia menambahkan bahwa penyebab utama masalah ini bukan hanya terbatas pada faktor ekonomi keluarga, tetapi juga kurangnya pengetahuan orang tua mengenai pola asuh yang benar dan pemberian nutrisi yang tepat. Salah satu penyebab utama kekurangan gizi adalah kurangnya pemberian protein hewani pada anak.

“Untuk itu, penting dilakukan sosialisasi kepada kader, pengurus organisasi wanita, serta orang tua tentang pemberian makanan sehat yang bergizi,” pungkas Daniel. (wartakalteng)