OJK Luncurkan Aplikasi Big Data Analytics untuk Pengawasan Pasar Modal, Tingkatkan Efisiensi dan Pelindungan Investor

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk memperkuat pengawasan dan pengembangan sektor Pasar Modal guna mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta meningkatkan perlindungan bagi investor. Dalam rangka itu, OJK meluncurkan aplikasi pemanfaatan Big Data Analytics Pasar Modal (BDA PM) dengan nama OJK OSIDA PMDK, yang diresmikan di Kantor OJK Jakarta pada Senin (24/2/2025).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) OJK, Inarno Djajadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa OSIDA PMDK merupakan bagian dari implementasi agenda prioritas OJK untuk menguatkan sektor jasa keuangan dan pengawasan berbasis teknologi informasi. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengawasan dengan menghasilkan output yang lebih komprehensif, cepat, dan efisien.

“Inisiatif ini juga sejalan dengan Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027, yang bertujuan untuk memperkuat infrastruktur pengawasan, dan merupakan bagian dari upaya peningkatan perlindungan investor,” ujar Inarno.

OSIDA PMDK hadir sebagai upaya untuk mentransformasi pengawasan pasar modal, di mana data yang terkumpul akan memberikan analisis yang lebih mendalam. Ke depannya, aplikasi ini akan terintegrasi dengan data sektor lainnya, seperti derivatif keuangan, bursa karbon, serta sektor perbankan, asuransi, dana pensiun, dan lainnya yang berada di bawah pengawasan OJK.

Inarno mengingatkan agar aplikasi ini dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh unit kerja di PMDK serta oleh Self Regulatory Organization (SRO), sambil tetap menjaga pemanfaatan data dan informasi dengan penuh tanggung jawab. Pada peluncuran kali ini, aplikasi BDA PM telah dilengkapi dengan modul seperti Investor Profile dan PE Segmentation. Modul lainnya seperti Market Manipulation Recognition, Analysis Market Driven, dan Behaviour Investor Perusahaan Efek juga direncanakan akan selesai tahun ini.

Pengembangan lebih lanjut juga mencakup penambahan modul untuk identifikasi fraud dan monitoring alert pada Pasar Primer, Pasar Equity, dan likuiditas Reksa Dana. OJK juga sedang menjajaki pemanfaatan teknologi canggih seperti Diagramatic, Graph Network Tools, Machine Learning, dan Generative AI untuk meningkatkan kemampuan aplikasi dalam mengawasi pasar modal.

Hadir dalam acara peluncuran ini adalah pimpinan SRO Pasar Modal, di antaranya Bursa Efek Indonesia, KSEI, dan KPEI.