Palangka Raya – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Provinsi Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, angkat bicara terkait viralnya sebuah video parodi yang beredar di media sosial.
Leonard menyayangkan isi dari video tersebut yang dinilai tidak lagi menghibur, melainkan justru berpotensi merusak citra pribadi seseorang, terutama seorang pemimpin daerah.
“Parodi seharusnya dibuat untuk menghibur, bukan untuk menjatuhkan atau merusak citra seseorang. Kritik boleh saja, tapi sebaiknya disampaikan dengan cara yang lebih etis dan membangun,” ujarnya melalui aplikasi pesan singkat, Minggu (20/04/2025).
Ia menjelaskan bahwa parodi memang merupakan salah satu bentuk ekspresi yang sah, namun tetap harus memperhatikan batasan. Menurutnya, menyerang pribadi seseorang, terlebih tokoh publik, bisa memicu perpecahan dan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“Kebebasan berekspresi penting, tapi harus tetap diiringi dengan tanggung jawab. Kalau parodi itu hanya menyindir kebijakan dan tidak menghina secara pribadi, mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi kalau sudah menjurus ke pencemaran nama baik, tentu itu perlu dikritisi,” tegas Leonard.
Pernyataan ini menjadi sorotan di tengah perbincangan publik mengenai batasan dalam berkarya di ruang digital, khususnya dalam konteks kritik sosial yang disampaikan melalui media kreatif seperti video parodi. (By)